11 FU Students Make Interfaith Pilgrimage to Istiqlal Mosque and Cathedral Church
Ushul News – Jakarta – Sebanyak 11 mahasiswa Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpartisipasi dalam Ziarah Lintas Iman yang berlangsung di dua tempat ikonik: Gereja Katedral Jakarta dan Masjid Istiqlal. Sabtu (19/10/2024).
Kegiatan ini merupakan bagian dari acara Future Heroes: Build a Bridge (Interfaith Live-In 2024), yang digelar selama tiga hari dari 18 hingga 20 Oktober di Wisma Sahabat Yesus, Depok. Acara ini diikuti oleh 37 pemuda lintas agama, yang terdiri dari umat Katolik, Protestan dan Muslim dari 18 kampus yang berbeda.
Pada hari itu, para peserta diajak mengunjungi Gereja Katedral Jakarta terlebih dahulu. Mereka mendapatkan tour mendalam yang dipandu oleh Willem, seorang pemuda Katolik, yang menjelaskan sejarah panjang kehadiran Katolik di Indonesia, pembangunan Gereja Katedral, serta artefak-artefak bersejarah yang tersimpan di Museum Katedral.
Willem juga mengungkapkan makna simbolis dari arsitektur Katedral, mulai dari desain interior yang megah hingga filosofi di balik setiap elemen bangunan.
"Berbagai artefak bersejarah ini menunjukkan bagaimana agama Katolik telah menjadi bagian dari perjalanan sejarah bangsa Indonesia, dan kami selalu terbuka untuk berbagi kisah ini dengan saudara-saudara dari agama lain," ujar Willem dalam penjelasannya. Sabtu (19/10/2024).
Setelah kunjungan di Katedral, rombongan melanjutkan ziarah ke Masjid Istiqlal, yang hanya berjarak beberapa meter dari Katedral dan dihubungkan oleh sebuah terowongan bawah tanah, sebagai simbol persaudaraan dan toleransi antar-agama.
Di Masjid Istiqlal, peserta disambut oleh Sapardi, Kepala Humas dan Marbot Masjid, yang memberikan pemaparan lengkap mengenai sejarah masjid terbesar di Asia Tenggara ini.
“Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral telah lama menjalin hubungan yang erat, dengan saling meminjamkan area parkir saat hari besar keagamaan masing-masing. Ini bukan hanya simbol, tetapi bukti nyata bahwa toleransi antar-umat beragama sudah lama menjadi praktik di sini," ungkap Sapardi.
Aliya, salah satu mahasiswi dari Program Studi Studi Agama-Agama, berbagi pengalamannya setelah mengikuti ziarah ini.
"Walaupun ini bukan kali pertama saya ke Katedral, pengalaman kali ini lebih berkesan karena saya bisa merasakan keterbukaan yang luar biasa dari umat Katolik terhadap kami, umat Muslim," ujarnya.
Sementara itu, Hubert, salah seorang peserta Katolik, mengungkapkan rasa kagumnya setelah mengunjungi Masjid Istiqlal untuk pertama kali.
"Saya sangat tersentuh dengan keramahan yang kami terima. Toleransi yang ditunjukkan di sini menjadi pelajaran berharga bagi saya, bahwa agama seharusnya mempersatukan, bukan memisahkan," katanya di sela-sela kegiatan.
Kegiatan ini diharapkan dapat memperkuat semangat persaudaraan dan membangun generasi muda yang lebih inklusif dan toleran. Melalui interaksi langsung dan pemahaman lintas iman, para peserta mendapat kesempatan untuk memperdalam nilai-nilai kebersamaan dan penghormatan terhadap perbedaan keyakinan.
Dengan mengusung tema besar Build a Bridge, acara ini menjadi jembatan bagi para pemuda lintas agama untuk saling mengenal, memahami, dan menghormati satu sama lain, demi mewujudkan perdamaian dan harmoni di tengah masyarakat yang plural.(Az/Ar/Bi/FU)