Milad FU Ke-62: Rhoma Irama Goyang Fakultas Ushuluddin, Bahas Musik dan Spiritual
Milad FU Ke-62: Rhoma Irama Goyang Fakultas Ushuluddin, Bahas Musik dan Spiritual

Ushul News - Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hari ini menjadi saksi kemeriahan acara Milad Fakultas Ushuluddin ke-62 dengan menggelar Talkshow spesial bertajuk "Musik, Spiritualitas, dan Kehidupan Keagamaan Kita". Acara ini menghadirkan Guest Star sosok legendaris Raja Dangdut, H. Rhoma Irama. Rabu, (30/10/2024).

Dalam sambutannya, Dekan Fakultas Ushuluddin, Prof. Ismatu Ropi, M.A, Ph.D, mengatakan, fakultas yang menjadi founding faculty UIN Jakarta ini memiliki tanggung jawab untuk melestarikan budaya Indonesia, termasuk dangdut, sebagai Warisan Budaya Tak Benda Dunia. 

“Dangdut menjadi identitas bangsa kita yang perlu mendapat pengakuan dunia. Setelah acara ini, kami berharap upaya untuk menjadikan dangdut sebagai bagian dari Intagible cultural heritage UNESCO bisa semakin nyata,” ujar Ismatu. 

Ia juga menegaskan, musik adalah bahasa universal yang mampu menyampaikan nilai-nilai moral dan spiritual, dan Rhoma Irama merupakan icon yang berhasil melakukannya dengan cara yang inspiratif.

Selanjutnya, sambutan hangat dari Wakil Rektor Bidang Kerjasama, Din Wahid, M.A, Ph.D. Ia mengisahkan sejenak pengalaman pribadinya sebagai penggemar Rhoma Irama sejak kecil tahun 1987-1988, termasuk ketika Rhoma Irama berkunjung kepada kiai Abdullah Zarkasyi M.A. 

“Menurut saya lirik lagunya berisi kritik-kritik terhadap sosial, politik, ekonomi dan budaya yang dihadirkan oleh Rhoma untuk merevolusi lagu bukan hanya liriknya, namun juga dari instrumental lagu itu sendiri sudah menjadi kajian di beberapa negara yang setahu saya di Amerika dan Jepang,” katanya. 

“Maka saya mengira jika di Fakultas Ushuluddin ada yang mengkaji lagu-lagu Rhoma Irama dari sisi spiritualitas dan keagamaan baik dalam skripsi atau tesis rasanya sangat relevan,” sambungnya.

Setelah pemotongan tumpeng sebagai simbolisasi pembukaan Milad FU ke-62, acara inti Talkshow dimulai dengan dipandu oleh Dosen Fakultas Ushuluddin sekaligus musisi, Dr. Rahmat Hidayatullah, M.A sebagai moderator. 

Rahmat membuka sesi dengan mengulas sejarah perkembangan musik dangdut dan bagaimana Rhoma Irama berhasil mengangkat genre musik ini dari yang sebelumnya dianggap kampungan menjadi salah satu genre populer yang dihormati. 

Ia juga memuji inovasi Rhoma yang menggabungkan elemen musik Melayu, Arab, India dan Barat ke dalam dangdut, sehingga menghasilkan genre musik hybrid yang khas dan unik.

WhatsApp Image 2024-10-30 at 21.21.40 (1)

Dalam sesi diskusi, Rhoma Irama memulai dengan mengisahkan perjalanannya memilih musik dangdut sebagai wadah ekspresi dakwah. 

“Pada tahun 70-an, orkes Melayu terancam punah dengan hadirnya Music Rock. Saya merasa terpanggil untuk mempertahankan musik ini dengan merevolusinya, dan lahirlah dangdut,” jelas Rhoma. 

Ia juga berbagi kisah tentang tantangan yang dihadapinya saat pertama kali memasukkan nilai-nilai dakwah ke dalam musik. 

“Mustahil, saat itu, antara agama dan musik terdapat jurang yang lebar dan dalam. Gusdur mengatakan tidak ada pintu dakwah dalam musik, dan saya mengiyakan. Namun, ada celah dan karena namanya celah maka memang tidak gampang. Tapi dengan niat kuat ia mendirikan grup musik Soneta The First of Muslim, No. drunk, pergaulan bebas dan lain sebagainya, mulai saat ini, musik kita gunakan sebagai betul-betul fii sabiilil haq,” tambahnya.

Rhoma juga mengingat kembali pengalaman pertamanya menghadirkan musik (dangdut) dengan nuansa Islami yang mendapat respon kurang baik. 

“Namun, seiring waktu, musik kami yang sarat nilai spiritual justru mendapat dukungan, bahkan rekomendasi dari Majelis Ulama Indonesia (MUI) saat itu,” imbuhnya lagi.

Acara ini semakin luar biasa dengan pembawaan MC yang luar biasa oleh mahasiswa fakultas ushuluddin, Wildan Miftahuddin dan Lathifa Azzahra.

Sebagai penutup, Rhoma Irama mempersembahkan dua lagu spesial yang mengajak seluruh hadirin untuk meresapi pesan-pesan moral dan spiritual dalam liriknya. 

Acara talkshow ini bukan hanya menjadi ajang apresiasi terhadap musik dangdut, tetapi juga sebagai momentum refleksi bahwa seni dapat menjadi media dakwah dan penyebaran pesan-pesan positif dalam kehidupan beragama.(Hae/Man/FU)

WhatsApp Image 2024-10-31 at 11.24.56