FU Gelar ICON-UF 2023, Peserta Antusias Padati Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta
Ushul News – Semua kaum beragama di dunia mempercayai agama sebagai jalan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat, dan tugas utama manusia adalah menunjukkan bahwa se-mistis dan se-suci apapun agama, ia selalu berjangkar pada yang materi dan sejarah. Ia merupakan persoalan kongkrit manusia di dunia sini dan saat ini.
Dalam relasi sosial kapitalisme dan logika akumulasi kapital tak ada satupun hal di dunia ini yang tidak dijadikan sebagai komoditas. Termasuk agama, saat ini agama menjadi komoditas yang dipertukarkan dengan komoditas lainnya atau diperdagangkan untuk mendapatkan keuntungan tertentu. Lantas problemnya adalah: Agama sebagai komoditas itu berkah atau bencana?
Hal inilah yang dibahas tuntas dalam acara Internasional Conference on Ushuluddin Faculty (ICON-UF) 2023yang digelar oleh Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta di Auditorium Harun Nasution UIN Jakarta. Rabu (1/11/2023)
Konferensi yang digelar selama 2 hari, Rabu-Kamis, 1-2 November 2023 ini bertajuk “When Religion is For Sale? Religious Lifestyle in Contemporary Southeast Asia”. Acara diawali dengan lantunan ayat suci Al-Quran oleh Qori Internasional dan Dosen Fakultas Ushuluddin, Dasrizal.
Dari pantauan di lapangan, para peserta sangat antusias mengikuti acara ini. Terlihat peserta sebanyak 500 orang memadapi Auditorium Harun Nasution.
Ketua Pelaksana ICON-UF 2023, Fardiana Fikria Qur’any mengatakan, konferensi ini sudah dipersiapkan sejak 4 bulan yang lalu.
“Alhamdulillah terealisasi dengan baik berkat dukungan dan kerjasama semua pihak. Konferensi ini digelar selama 2 hari, dan peserta call for paper juga sangat antusias, bis akita lihat dari jumlah paper yang masuk sebanyak 67 paper, yang akan dipresentasikan di hari kedua,” katanya.
Fikria menambahkan, tema yang diangkat pada konferensi ini merespon fenomena keagamaan hari ini, terutama pernak-perniknya yang dipandang sebagai komoditas.
“Agama yang akan dibahas bukan dalam artian agama sebagai komoditas atau barang dagang, melainkan lebih kepada perilaku beragaa, budaya beragaa yang enjadikan agama sebagai sebuah komoditas,” jelasnya.
Dekan Fakultas Ushuluddin, Ismatu Ropi, menyampaikan dalam sambutannya, konferensi ini menjadi wadah dalam menyajikan dialog pada isu-isu penting yang menyentuh inti kemanusiaan dan keragaman di Asia Tenggara.
“Hal ini menjadi komitmen kita besama dalam memahami dan menjelajahi bagaimana kerumitan agama di era modern, khususnya di wilayah Asia Tenggara. Wilayah ini ditandai oleh keragaman budaya, tradisi dan kepercayaan yang selama berabad-abad telah berfungsi sebagai sumber utama studi tentang komodifikasi dalam praktik keagamaan, serta dampaknya pada kehidupan spiritual baik individu maupun kolektif,” paparnya.
“Sebenarnya, dalam sejarah, agama telah berfungsi sebagai kekuatan, panduan, komitmen dan prinsip-prinsip hidup. Namun, di dunia kontemporer ini, kita telah menyaksikan evolusi pada praktik keagamaan yang melibatkan komodifikasi dan budaya konsumen," imbuh dia
Di tempat yang sama, Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Asep Saepudin Jahar, mengapresiasi Fakultas Ushuluddin yang telah berhasil menyelnggarakan konferensi internasional ini.
“Konferensi internasional ini sangat positif karena kita akan mendengarkan pemaparan materi dari para pakar tentang bagaimana agama menjadi barang dagangan, bagaimana agama yang berada di wilayah public yang pernak-perniknya telah menjadi komoditas. Ini adalah konferensi internasional yang penting, saya apresiasi kepada semua pihak yang telah bekerja keras menyukseskan acara ini,” katanya.
ICON-UF 2023 ini menghadirkan narasumber baik dari dalam maupun luar negeri, diantaranya Sumanto al-Qurtuby (Guru Besar Bidang Antropologi Jabal Dahlan University), Suprapto (Guru Besar Bidang Ilmu Sosial UIN Mataram), Alissa Wahid (Koordinator Gusdurian), Iim Halimatusa'diyah (Guru Besar Bidang Sosiologi Agama UIN Jakarta, dan Ikhsan Tanggok (Guru Besar Bidang Antopologi Agama UIN Jakarta). Acara pembukaan diakhiri dengan sesi foto bersama dan pemberian cendera mata kepada Rektor UIN Jakarta.(fu/man)